Mengembangkan Manusia Melalui Karakuri
Tak selamanya konsep ‘otomatisasi’ memberikan keuntungan bagi manusia, karena membuat segalanya lebih mudah dan praktis dilakukan. Justru di era industri 4.0 dengan adanya ‘otomatisasi’ membuat manusia kurang ‘berkembang’. Mari kita memikirkan sejenak tentang konsep Karakuri sebagai alternatif lain yang bisa membuat manusia semakin produktif tanpa ketergantungan teknologi.
Kita ketahui bersama, TMK adalah anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki Toyota Motor Corporation yang berada di luar Kota Fukuoka di Pulau Kyushu. Toyota menciptakan TMK pada tahun 1980-an, untuk memproduksi merek Lexus terbaru. Bahkan mereka terus memproduksi 1 unit kendaraan Lexus setiap 72 detik sekali.
Namun ternyata kecepatan produksi yang mereka lakukan bukan karena pemaanfaatan teknologi komputerisasi yang serba otomatis, melainkan karena adanya ‘karakuri’. Bahkan berdasarkan sumber, pabrik TMK sendiri bukan terlihat seperti pabrik ‘masa depan’ melainkan mengusung pabrik manual yang bisa dibilang cukup tertinggal.
Penggunaan Karakuri
Kembalil lagi dalam penggunaan karakuri, secara harfiah karakuri artinya adalah sejenis boneka yang bergeraka dengan sistem mekanik yang sederhana. Dalam industri manufaktur, karakuri mengacu padaa rekayasa yang disederhanakan untuk Kaizen. Dimana para operator dan pemimpin tim ditantang untuk memakai tuas, counterweight, puli dan gaya gravitasi untuk meningkatkaan produktivitas, keselamatan dan kualitas.
Dengan kata lain, justru penggunaan tenaga hidrolik, udara bertekanan dan robotic dilarang. Seolah-olah ini dibuat karena TMK mencoba memproduksi Lexus RX dan CT dengaan anggaran terbatas.
Penggunaan karakuri di pabrik TMK sendiri sulit digambarkan, tapi akan lebih mudah jika kita mengamatinya langsung. Kurang lebih penggunaan karakuri yang diterapkan oleh TMK seperti ini : Penyimpanan bagian yang berdekatan dengan tempat duduk operator dihubungkan dengan memakai tali ke botol air yang terisi Sebagian dan berfungsi sebagai penyeimbang.
Setelah wadah bagian kosong, penyeimbang jatuh, dan membuat lantai di bagian bawah wadah terbuka. Wadah kemudian meluncur ke bawah untuk diambil oleh material handler, sementara wadah bagian penuh meluncur ke tempatnya untuk digunakan. Penggunaan karakuri ini tentu saja dapat meminimalisir pekerjaan berkala operator untuk menurunkan wadah bagian yang kosong.

Contoh Mekanisme Karakuri
Contoh di atas tentu hanya salah satu dari puluhan contoh mekanisme karakuri yang ada di sepanjang jalur perakitan TMK. Perkembangan karakuri didorong oleh program pelatihan 2 tahun untuk pemimpin tim. Pelatih yang ahli dalam karakuri menghabiskan tahun pertama melatih pemimpin tim, mengenai metode dan Teknik karakuri.
Kemudian mereka menghabiskan tahun kedua mengajar orang lain tentang bagaimana memimpin operator untuk berlatih karakuri. Dalam hal ini terlihat jelas hubungan antara meningkatkan pekerjaan dengan mengembangkan manusia. Pemimpin tim tak hanya ditantang untuk meningkatkan pekerjaan melalui karakuri itu sendiri, tetapi mereka ditantang untuk melatih anggota tim mereka untuk melakukan hal yang sama.
Dari sini Karakuri menunjukkan bahwa sistem kerja dari Toyota adalah kekuatan otak, yang tumbuh lewat problem solving yang ketat. Tanggapan Toyota terhadap tantangan untuk meningkatkan kemampuan Kaizen bukanlah menemukan orang atau mesin yang lebih pintar. Namun sebaliknya, untuk membuat Kaizen lebih mudah diakses dengan menyederhanakan Teknik dan mengembangkan tenaga manusia untuk membuat pekerjaan lebih baik mengandalkan Teknik.