Panduan utama untuk mengotomatiskan proses spare part standard Anda sangat penting dilakukan. Tujuannya adalah untuk mempromosikan peningkatan seperti standarisasi dan unitisasi komponen, masa pakai yang lebih lama dan keandalan yang lebih baik, adalah fungsi dari manajemen spare part.
Untuk meminimalkan waktu henti, pastikan suku cadang yang dibutuhkan untuk perbaikan kerusakan atau pemeliharaan secara terencana selalu tersedia dan siap digunakan.
Mengurangi stok, mencegah kerusakan suku cadang dan mengupayakan untuk menekan biaya penyimpanan dan pembelian. Juga dapat dilakukan dengan mengotomatiskan spare part melalui manajemen teknologi yang efektif.
Table of Contents
Panduan Utama Untuk Mengotomatiskan Proses Spare Part Standard Anda
Berikut ini ada beberapa masalah umum dalam manajemen spare part dan petunjuk untuk menyelesaikan terkait pengelolaan suku cadang, antara lain :
1. Penyimpanan Spare Part Dilakukan Secara Acak
Seringkali kita menjumpai spare part yang disimpan secara acak dalam departemen atau divisi yang terpisah. Sedangkan suku cadang yang baru tercampur dengan suku cadang yang sudah usang.
Sebagai langkah yang terpenting adalah identifikasi semua item yang tidak perlu dan menghapusnya.
2. Memperbarui Komponen
Komponen yang bisa digunakan kembali harus selalu diperbarui sebelum anda memesan komponen baru.
3. Pastikan Penyimpanan Spare Part Harus Permanen atau Tidak
Setiap spare part yang digunakan harus dipertimbangkan untuk memutuskan apakah harus disimpan secara permanen atau tidak.
Komponen yang diperlukan dan seringkali terjadi kerusakan yang tidak terduga, maka anda harus menyetoknya atau menyimpannya.
Jika salah satu suku cadang digunakan lebih dari 3-4 kali dalam setahun, maka suku cadang tersebut harus disimpan secara permanen untuk mengurangi biaya pembelian.
Suku cadang apapun yang waktu tunggu pengirimannya lebih lama dari interval perawatan yang direncanakan harus disimpan secara permanen ke dalam tempat penyimpanan stok.

4. Mengelola Suku Cadang Secara Rutin
Mengelola suku cadang secara rutin sangat penting. Bahan pemeliharaan bisa dikelola berdasarkan jumlah tetap, tergantung dari bentuk dan bagaimana bahan tersebut dikonsumsi.
Untuk menghindari kehabisan stok, penting sekali menetapkan tingkat stok minimum pada nilai yang memungkinkan variasi maksimum yang bisa diperkirakan sebelumnya dalam jumlah yang digunakan.
5. Lokasi Penyimpanan
Lokasi penyimpanan harus diatur untuk kemudahan penggunaan, untuk meminimalkan penanganan dan transportasi. Frekuensi penggunaan dan sistem penyetokan kembali yang digunakan pada setiap spare part harus diperhitungkan ketika memutuskan dimana akan disimpan.
Suku cadang khusus untuk mesin tertentu harus disimpan dengan jarak sedekat mungkin dari mesin tersebut. Duplikasi penyimpanan harus dihindari dengan sistem terpusat untuk spare part umum yang berukuran besar dan sistem penyimpanan terdistribusi.
6. Identifikasi Peralatan
Mengidentifikasi peralatan dimana setiap spare part yang digunakan akan memerlukan biaya pemrosesan berlebihan. Sehingga hal tersebut hanya dapat dilakukan untuk bahan dan komponen yang tersedia secara komersial dalam skala besar.
Untuk spare part tersebut, peralatan yang relevan dan jumlah yang dibutuhkan harus dicatat ke dalam memo atau aplikasi.
Selanjutnya bisa digunakan untuk menyortir barang-barang sesuai tempat penggunaannya ketika menerima pengiriman pesanan spare part pada akhir bulan.
Untuk mengurangi beban kerja administrative, komponen dan material kecil yang tersedia secara komersial harus diperlakukan sebagai item umum dalam anggaran peralatan.
Pengelolaan spare part dengan maksimal memang sangat penting dilakukan. Ikuti Panduan utama untuk mengotomatiskan proses spare part standard Anda di atas.
Anda juga bisa bekerja sama dengan perusahaan penyedia spare part atau pembuat spare part seperti STP (Sentra Teknika Prima) untuk membantu mempermudah pengelolaan spare part bisnis Anda!